Sunday, November 2, 2025

Puisi-Puisi Diana Chandra

Puisi Diana Chandra 




Hatarakibachi


di negeri ini, kecepatan ialah hari-hari

sedang kesibukan ialah kekasih sejati

yang melekat-lekat di ujung sepatu

—menamparku dalam sekali temu


gedung-gedung menggaruk-garuk langit

dan laba-laba yang tekun memintal jaring

—sendirian

ia menyamai kutu-kutu pekerja

yang lalu lalang di kepalaku

—hatarakibachi


sesudahnya, engkau masihlah laba-laba

yang memintal-mintal pertemuan

lalu menyanyikan lagu-lagu lampau

—yang membikin pening kepalaku

juga kepercayaan diri yang menguap

bersama kepakan kupu-kupu

di dadaku


(2025)


Langkeluwit dan Apa-Apa yang Ada di Bukit Batu Kepale


seratus tahun yang lalu, 

orang-orang masih memelihara perkawanan

—dan nyawa alam

yang dimulai orang-orang megalitikum

: ialah mereka 

yang menggemari batu-batu besar

melebihi diri sendiri


o, tidakkah kau sempat melawat yang lalu-lalu

perkara langkeluwit 

yang menyimpan rapat-rapat percakapan 

orang-orang tua


(2025)


Berdiri di Samping Waktu dan juga Ibu


di samping waktu, cobalah kau berdiri

apakah kau temukan kesejajaran

yang dikemas Tuhan

?


di samping ibu, cobalah kau berdiri

apakah uban di kepalanya tumbuh serentak

?


di samping waktu & ibu, cobalah kau susuri 

jaman

melalui keriput

di dadamu yang mendadak berdegup

adakah engkau di sana?


(2025)


Detak-Detak Retak


di ujung matamu, bermukim detak-detak

retak

–ia baru saja pindah dari jantungmu

yang mengaku dihantam duka

berkali-kali

lalu mengusirnya jauh-jauh

hingga ke ujung pandanganmu

yang diam-diam kau sembunyikan

dalam ribuan kedipan


oh, mata yang malang

dibantai hari-hari yang jalang


______

Penulis


Dian Chandra atau Hardianti, S.Hum., merupakan seorang tutor paket B dan C di PKBM GEMAR. Ia bermukim di Toboali, Bangka Selatan. Lulusan S-1 dan S-2 arkeologi UI. Ia dikenal sebagai penulis puisi Laju Aksara Timah.


Kirim naskah ke

redaksingewiyak@gmail.com