Puisi Desi Mirajati
Realita
Di atas angin siapa yang mau?
Tak juga kau aku pun mau
Tak ada tiupan
Tak ada hempasan
Siapa yang mau?
Aku pun mau tak juga kau
Kata siapa?
Itu ilusi semata
Hanya selayang pandang
Angin bisa menembus ruang
Hingga waktu
Aku apalagi kau pasti terseok dibuatnya
Kau apalagi aku pasti tersentak disentilnya
Realita itulah nyatanya
Tangerang, 18 September 2020
Cair
Cair cair cair
Rontaan hati pada Sang Khalik
Bergejolak hati
Alamak buat besok besok dan besok!
Lidah kaku oleh kemaluan
Untuk ia, beliau, dan mereka
Sesumbar untuk mengisi lambung-lambung kecil
Sesusuan tak juga paham
Kantong kecil terpaksa adil
Kembali pada reronta hati
Tangerang, 18 September 2020
Lentera dalam Tenda
Menjelajahi gejolak berahi
Tenda kokoh pada malammu
Rengkuh aku bertolak malu
Erat jerat dalam terperanjat
Sudi empat titik sengaja kau tilik
Aku jera tak berkutik
Lentera sebagai penerang
Menerawang tiap bagian lekuk
Mengerang, melayang
dalam selayang pandang
O, aku pada puncakmu!
Tangerang 21 Okt 2020
Teruntuk Rekan dalam Tidur
Sepi
Ya sepi
Tak ada arti
Kutengok galah
Tak ada serapah
Hanya barisan ah
Kuhembuskan kalah
Ragamu terpisah
Sekelibat tentangmu
Senja membayangiku
Tak jua engkau padaku
Tangerang, 21 Okt 2020
Titik Peluh
Andai
Jika
Bila
Menjadi lelah
Tak bisa menjadi lilah
Jiwa kesah
Raga kalah
Malang merundung
Petang membayang
Titik peluh
Semakin lusuh
Tangerang, 14 Februari 2021
Si Kutu Layar
Di antara terbit sinar pagi dan langit mengemban malam
El Ka si pencemburu memburu gesit
Segala ruh hidupku
El Ka si peronta kebebasan
si penjerat keceriaan
Mengubah alur cerita hidup
Menjadi luar biasa
El Ka si paling berkuasa
Engkau terlalu sombong
Menyita segala kisah nyata
El Ka si angkuh yang pandai merengkuh keluh
El Ka siapa kau?
Hanya 2 kutu menebar pada layar-layar teknologi
Tak sudi aku menantang maut untukmu si kutu layar
2 Desember 2022
________
Penulis
Desi Mirajati, akrab dipanggil Jati. Menjadi seorang guru selama 11 tahun di sebuah sekolah swasta trilingual belum cukup membuatnya tahu tentang segala hal. Sama halnya dengan menorehkan kata untuk data. Hanya dalam angan, ingin menjadi ini dan itu. Sejak lahir di Wonosobo, 25 Januari 1988, jauh dari kehidupan menulis. Ia ingin mencapai asa. Katanya, menulis dapat mewakili konten rasa. Melalui komunitas menulis, semoga menjadi awal pribadi yang berbeda. Pribadi yang berani, pribadi yang bisa menorehkan setiap jejak hidup dalam tulisan. Ia mencoba menuliskan beberapa sejarah pelik dunia versinya. Sejarahnya disusun dalam barisan huruf, kata, dan usulan hati sederhana. Yang disebut puisi. Selama ini hanya menuliskan realita tentang apa yang terjadi di sekitar. Hanya sepenggal yang kata orang disebut artikel semi ilmiah.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com