Sunday, September 12, 2021

Puisi Joni Hendri | Ibadah Teknologi | Teks Keliru

 



Ibadah Teknologi

Amal-amal menuju lembaran langit,
melewati gang-gang sempit 
tikungan tidak berlampu merah
menyodorkan sisa-sisa ibadah teknologi.

Orang menghadapi kebuntuan
saling bermusuhan, menebas kemuliaan
mengeluarkan bahasa yang baku
kelak akan sama-sama ragu.

Pada hari Arafah,
membuang kebohongan di kepala
mencari jiwa untuk merelakan maut
agar sampai pada tujuan
sebelum melepas kebuntuan.

Bertemu pada hari Selasa
mencium bau kehidupan penuh dosa
secarik kupon kurban pelan-pelan lapuk 
menyia-nyiakan kesempatan pada dingin kulkas
menyimpan berbulan-bulan dendam.

Susunan ketupat berkaca-kaca
air merebus bungkus di kukus 
mengintip senyum kecil
hidangan yang beraturan pada meja
bagai ruang penuh nikmat
diiringi doa selamat.

Darah kurban memeriahkan hari itu
mungkin membuat cinta tumbuh tanpa dasar
bebas menyematkan hari kemenangan.

Pekanbaru, 2021



Teks Keliru

Melontar 100 kata dengan jari
di halaman dokumen-dokumen media
menyimpan sebuah batu puisi yang keras
pada penyangga milenial di tiang condong
sensasi yang bodoh terhimpit kepalanya.

Para pengamat malu-malu menyerbu
menyimpan kritik dari lidah 
berbisik ke telinga-telinga
yang umurnya sudah senja
ginjal dan paru-paru jadi teks keliru
ditemukan penggelapan hoax,
sedang parkir pada kolom-kolom
maut sastra mengintip di huruf yang raib
tak berkedip.

Tukang pijit pun jadi penyair,
mengenang nasib di masa pandemi
daki-daki tulisannya menempel
seperti ciplakan, merambat generasi
hening saja.

Bahasa jadi 10% makna
tanpa membuat pohon literasi
Sekolah pun ikut mati
saat senja ujung jari.



Biodata Penulis

Joni Hendri, kelahiran Teluk Dalam, 12 Agustus 1993. Alumnus AKMR Jurusan Teater. Karya-karya berupa esai, cerpen, dan puisi dimuat di beberapa antologi dan media seperti Kompas id, Riau pos, Solo Pos, Medan Pos, Radar Bayuwangi, NusaBali, Tanjung Pinang Pos, Pontianak Pos, Sulawesi Tengah dan media online lainya. Bergiat di Rumah Kreatif Suku Seni Riau dan bergiat di Komite Teater Dewan Kesenian Kota Pekanbaru (DKKP). Sekarang menjadi Mahasiswa FIB Unilak Jurusan Sastra Indonesia.


___
Kirim naskahmu ke
redaksingewiyak@gmail.com