Tuesday, September 14, 2021

Sosok Inspiratif | Nur Fajar Shadiq | Penghafal Al Qur'an yang Gigih


Nur Fajar Shadiq, pemuda kelahiran Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. Di usianya yang menginjak 22 tahun, ia pernah menjadi salah satu orang terpilih yang ikut serta mewakili kafilah Provinsi Banten di cabang lomba hafalan Al-Qur'an, Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Tingkat Nasional Tahun 2020 yang digelar di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.


Berbekal niat mulia serta tekadnya dalam menghafal Al-Qur'an setelah lulus dari (Ponpes) SMA IT Darussalam Pipitan, Kota Serang, Kang Shadiq sudah mampu menghafal lima juz. Ternyata tak cukup sampai di situ. Kemudian, ia pun melanjutkan pengembaraan hafalannya ke Bogor, tepatnya di Ponpes Islamic Center Wadi Mubarak. Selama satu setengah tahun di gembleng di sana, ia berhasil menghafal 30 juz Al-Qur'an.


Agar lebih dekat, Redaksi kepo ingin tahu lebih banyak tentang anak muda kece asal Pontang ini. Berikut jawaban santui narasumber saat Redaksi menanyakan beberapa pertanyaan singkat.


1. Apa yang menjadi motivasi Saudara dalam menghafal Al-Qur'an?


Pertama, termotivasi dari hadis Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam,


خيركم من تعلم القرآن وعلمه


"Sebaik-baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya."


Kedua, ingin mewujudkan cita-cita ibu saya yang ingin menjadi seorang penghafal Al-Qur'an.


Ketiga, ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk orang tua kelak di Hari Kiamat.



2. Bagaimana kendala Saudara berproses dalam menghafal Al-Qur'an? 


Alhamdulillaah atas karunia-Nya, Allah beri kemudahan di dalam menghafal Al-Qur'an. Adapun kendala yang dialami adalah rasa malas yang kadang tiba-tiba muncul. Dan, penyakit yang paling sering dialami adalah mudah futur dan bosan. Apalagi kalau sudah bertemu dengan surat atau juz yang agak sulit. 



3. Menurut Saudara, tips-tips apa saja sih dalam menghafal Al-Qur'an?


Pertama, kuatkan dan luruskan dulu niat di dalam menghafal. Karena, sesuatu yang dihafal itu amat mulia dan bernilai maka jangan mencampurinya dengan sesuatu yang rendah dan tak bernilai.


Kedua, perbanyak doa terutama minta restu kepada kedua orang tua.


Ketiga, mencari lingkungan yang mendukung untuk menghafal (nggak harus di pondok, meskipun itu lebih diutamakan). 


Keempat, punya sahabat yang memiliki tujuan yang sama agar saling menguatkan. 


Kelima, sabar dan istiqamah. 


Keenam, jauhi perkara-perkara yang dapat merusak hafalan seperti maksiat dan tidak murajaah/tidak mengulang-ngulanginya.


Adapun untuk metode itu kembali kepada diri masing-masing karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.



4. Harapan apa yang ingin saudara wujudkan setelah berhasil menghafal Al-Qur'an?


Harapan saya semoga ke depannya Allah mudahkan saya agar bisa membuka jalan bagi orang-orang terutama di desa saya sendiri agar mereka bisa menghafal Al-Qur'an. Tapi harapan yang lebih besar dari itu semoga saya bisa mengamalkan Al-Qur'an yg telah saya hafalkan di dalam kehidupan sehari hari. Karena penghafal Al-Qur'an yang sesungguhnya adalah ia yang mengamalkan dan berakhlak dengan Al-Qur'an walaupun hafalannya sedikit.


Wallaahu a'lam




___

(Ray Ammanda)