Friday, June 16, 2023

Dakwah | Menyongsong Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Dzulhijjah

 Oleh Ust. Izzatullah Abduh



Dzulhijjah merupakan salah satu bulan hijriyah yang urutannya paling terakhir, yaitu urutan ke-12. Namun demikian, pada bulan Dzulhijjah justru terkumpul banyak keutamaan dan keistimewaan. Yang mana hal ini hendaknya menjadi perhatian bagi kaum Muslimin supaya dapat meraih keutamaan dan keistimewaan tersebut, sekaligus berupaya menjadikan bulan ini sebagai penutupan yang baik tahun Hijriyah 1444 dengan memaksimalkan harta, waktu, kesehatan, dan sebagainya. Semua dikerahkan dan disalurkan guna meraih rido Allah subhanahu wata'ala.


Berikut beberapa keutamaan dan keistimewaan bulan Dzulhijjah:


a. Bulan yang diagungkan dan dihormati


{ إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمۡ}


"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (yang diagungkan/dihormati). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu." (QS. At Taubah : 36)


Empat bulan yang diagungkan dan dihormati maksudnya adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.


Abdullah ibn Abbas radiyallahu 'anhu berkata, "Allah melipatgandakan dosa maksiat pada bulan tersebut, sebagaimana juga Allah meliatgandakan pahala-pahala amal kebaikan."


Qatadah berkata, "sesungguhnya perbuatan zhalim yang dilakukan pada bulan-bulan yang empat ini, dosanya berlipat ganda dan lebih besar ketimbang perbuatan zhalim yang dilakukan pada bulan-bulan yang lain. Meskipun sejatinya kezhaliman itu tetaplah dosa kapan pun dilakukan. Tetapi demikianlah, bahwa Allah melipatgandakan sesuatu sesuai dengan yang dikehendakiNya."


Dalam tafsir "Hidayat Quran" dijelaskan bahwa siapa yang belum mampu menyibukkan dirinya dengan ibadah-ibadah pada bulan-bulan ini, maka hendaknya ia berupaya menjaga diri dari perbuatan maksiat. Sebab pada bulan-bulan ini dosa-dosa dilipatgandakan, sebagaimana pula pahala-pahala dilipatgandakan. 


Pelaku maksiat sadar atau tidak sadar, sejatinya ia menyakiti diri sendiri. Sebab akibat buruk dari kemaksiatan itu akan kembali kepada dirinya. Maka sayangilah diri di waktu yang penting ini.


b. Hari-hari terbaik ada di 10 hari pertama Dzulhijjah


{ وَٱلۡفَجۡرِ (1) وَلَیَالٍ عَشۡرࣲ (2) وَٱلشَّفۡعِ وَٱلۡوَتۡرِ (3) }


"Demi fajar, demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan ganjil." (QS. Al Fajr: 1-3)


Dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan bahwa 3 ayat pertama surat Al Fajr ini berkaitan dengan 10 hari pertama Dzulhijjah, termasuk di dalamnya hari genap maksudnya adalah 10 Dzulhijjah yaitu hari raya Qurban Idul Adha dan hari ganjil maksudnya adalah 9 Dzulhijjah yaitu hari Arafah.


Mengenai keutamaan 10 hari pertama Dzulhijjah ditegaskan juga oleh Nabi shallallahu alaih wasallam dalam sabda beliau,


مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ" -يَعْنِي عَشَرَ ذِي الْحِجَّةِ -

قَالُوا: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ 

قَالَ: "وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلًا خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، ثُمَّ لَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ


"Tidak ada hari-hari yang mana amal shalih yang dikerjakan di dalamnya itu lebih dicintai oleh Allah ketimbang daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah."


Para sahabat bertanya, "dan tidakkah juga berjihad di jalan Allah?"


Beliau bersabda, "tidak juga berjihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia tidak kembali secuil apapun." (HR. Bukhari)


Hadits di atas menjelaskan tentang besarnya pahala amal shalih yang dikerjakan di 10 hari pertama Dzulhijjah. Secara umum amal shalih apa saja yang dikerjakan, maka nilai pahalanya sangat besar dan sangat dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala, bahkan melebihi pahala jihad. Kecuali jihad yang berujung syahid.


Maka hendaknya ini menjadi motivasi bagi kaum Muslimin untuk semangat dalam beramal shalih dan berupaya meningkatkan kualitas serta kuantitas ibadah di 10 hari pertama Dzulhijjah. Dan dianjurkan banyak berdzikir di hari-hari tersebut.


مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ


"Tidak ada suatu hari yang lebih agung di sisi Allah dan tiada pula hari yang lebih Dia cintai untuk beramal daripada sepuluh hari ini (Dzulhijjah), maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid." (HR. Ahmad, dengan derajat shahih menurut Syu'aib al Arnauth)


c. Ibadah Haji dikerjakan di bulan Dzulhijjah


{ ٱلۡحَجُّ أَشۡهُر مَّعۡلُومَٰتٞۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي ٱلۡحَجِّۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ }


"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafaṡ), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepadaKu wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!" (QS. Al Baqarah : 197)


Ibadah Haji merupakan ibadah yang sangat didamba dan dicita-citakan oleh seluruh kaum muslimin. Tidaklah ada seorang muslim melainkan pasti ingin bisa menyempurnakan rukun Islam yang ke-5 ini.


Bagi muslim yang telah memiliki kemampuan bekal berupa biaya untuk pelaksanaan ibadah haji serta sehat fisiknya dan juga keluarga yang akan ditinggal tercukupi nafkahnya, maka wajib atasnya untuk mengerjakan ibadah haji.


{وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَيۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلٗاۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ }


"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (QS. Ali Imran : 97)


Dan sejatinya panggilan untuk melaksanakan ibadah haji sudah ada semenjak zaman Nabi Ibrahim alaihissalam, ketika beliau diperintah oleh Allah subhanahu wata'ala untuk menyeru manusia agar datang ke Baitullah melaksanakan ibadah haji. Hal ini termaktub dalam firmanNya,


{ وَأَذِّن فِي ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ يَأۡتُوكَ رِجَالٗا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٖ يَأۡتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٖ }


"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS. Al Hajj : 27)


Dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah diterangkan bahwa Nabi Ibrahim alaihissalam kemudian naik ke atas bukit yang tinggi, lantas berseru, "wahai sekalian manusia, sesungguhnya Rabb kalian telah membangun satu rumah peribadatan, maka berhajilah mengunjungi rumah tersebut!". Maka tidaklah bebatuan, pohon-pohon, bahkan bayi-bayi yang masih dalam kandungan dan yang masih berada di dalam tulang sulbi bapak-bapak mereka, semuanya menjawab, "labbaikallahumma labbaik..."


Ayat dan tafsir di atas menyadarkan kita bahwa sesungguhnya kita semua telah dipanggil untuk berhaji ke baitullah. Maka setiap diri hendaknya melihat sejauh mana jerih upaya untuk memenuhi panggilan tersebut. Labbaikallahumma labbaik. Semoga Allah memudahkan kita semuanya yang belum dan menerima bagi mereka yang sudah menjalankannya. Aamiin.


d. Hari Arafah 


Hari Arafah merupakan hari spesial. Bahkan dalam ibadah haji, pada hari Arafah inilah umat Islam yang berhaji melakukan wuquf di Arafah, yang mana hal ini bagian daripada rukun berhaji.


الْحَجُّ عَرَفَةُ 


"Inti Haji adalah wukuf di Arafah." (HR. Nasai, dengan derajat shahih menurut Al Albani)


Dan pada hari Arafah Allah subhanahu wata'ala turun mendekat kepada hamba-hambaNya dan membanggakan mereka di hadapan para Malaikat.


مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ


"Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak membebaskan hambaNya dari api neraka daripada hari Arafah, sebab pada hari itu Dia turun mendekat kemudian membangga-banggakan mereka di hadapan para Malaikat." (HR. Muslim)


Adapun umat Islam yang tidak berhaji, maka disunnahkan untuk berpuasa Arafah. Dan hari Arafah adalah hari ke 9 Dzulhijjah. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda menerangkan pahala puasa Arafah,


صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ


"Berpuasa pada hari Arafah, saya berharap kepada Allah bahwa ia bisa menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang." (HR. Muslim)


Amalan yang lain di hari Arafah adalah banyak berdzikir atau berdoa dengan kalimat yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dan ini berlaku bagi yang berhaji maupun yang tidak berhaji.


خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 


"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para Nabi sebelumku ucapkan adalah ucapan: La ilaha illallah, wahdahu la syarika lah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syai-in qadir (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dia Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, milikNya lah seluruh kerajaan, dan milikNya lah seluruh pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu). (HR. Tirmidzi, dengan derajat hasan menurut Al-Albani)


E. Idul Adha


Hari raya berqurban yang jatuh pada hari ke-10 Dzulhijjah. Di hari ini umat Islam merayakan kegembiraan dan menampakkan syiar-syiar agama, mulai dari shalat Id, dilanjut berqurban, kemudian sedekah daging qurban, dan sebagainya.


إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ فِي يَوْمِنَا هَذَا أَنْ نُصَلِّيَ ثُمَّ نَرْجِعَ فَنَنْحَرَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ أَصَابَ سُنَّتَنَا وَمَنْ نَحَرَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَإِنَّمَا هُوَ لَحْمٌ قَدَّمَهُ لِأَهْلِهِ لَيْسَ مِنْ النُّسْكِ فِي شَيْءٍ


"Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukan pada hari raya ini adalah shalat Id. Kemudian pulang dan menyembelih qurban. Maka barangsiapa mengerjakan seperti itu, berarti ia telah memenuhi sunnah kami. Dan barangsiapa menyembelih qurban sebelum pelaksanaan shalat Id, maka itu hanyalah daging yang dipersembahkan untuk keluarganya dan tidak sedikitpun mendapatkan (pahala) ibadah qurban." (HR. Bukhari)


Berqurban menjadi amalan terbaik yang sangat ditekankan atas umat Islam untuk melaksanakannya. Terlebih atas kaum agniya (orang-orang kaya).


إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ 

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ 


"Sungguh Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat untuk Rabbmu, dan berqurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS. Al Kautsar : 1-2)


مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا


"Barangsiapa memiliki keluasan/kemampuan (untuk berqurban), namun ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami." (HR. Ibnu Majah, dengan derajat hasan menurut Al Albani)


Dan berqurban menjadi amalan yang paling dicintai untuk dikerjakan di hara raya ini.


مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا


"Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) qurban yang lebih dicintai oleh Allah 'azza wajalla selain daripada mengalirkan darah (hewan qurban), dan sesungguhnya pada hari kiamat, ia (hewan qurban) akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah 'azza wajalla sebelum jatuh ke tanah, maka gembirakanlah jiwa kalian dengannya." (HR. Ibnu Majah, dengan derajat dha'if menurut Al Albani)


Dan termasuk kemurahan Allah terhadap hamba-hambaNya. Ibadah berqurban waktu pelaksanaannya cukup luas, tidak terbatas pada hari raya saja. Tapi berlangsung hingga 3 hari setelahnya, yaitu 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Sehingga kaum muslimin bisa mengondisikan hartanya pada hari-hari tersebut untuk berqurban. 


Akhirnya, semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan kemudahan dan taufiqNya kepada kita semua untuk bisa mengamalkan amalan-amalan terbaik di bulan Dzulhijjah tersebut di atas. Aamiin.


Demikian, semoga bermanfaat.

Barakallahu fikum.



_______


Penulis

Ust. Izzatullah Abduh, M.Pd., Imam Masjid Andara, Cinere dan Pengisi Kajian Kitab Tauhid Muhammad At Tamimi dan Kumpulan Hadits Qudsi Muhammad al Madani.