Friday, October 27, 2023

Puisi-Puisi Safari Maulidi

Puisi Safari Maulidi



Gadis Pinggiran 


Seperti lampu – lampu di bukit 

Ia mengedipkan matanya pada setiap lelaki yang dianggap lemah dadanya 


Ia perempuan gelap 

Senang berada di antara dua pilar

Pilar penuh celah yang mudah dimasuki tikus dan rayap 


Seperti lampu – lampu di bukit 

Lampu dalam ruangan kedap suara 

Mengantarnya ke sudut ruangan 

Tempat puntung rokok berhamburan 


Ia gadis lugu 

Yang menjadi Mutiara 

Di antara badut kota. 


30 April 2023



Ambarwati


Kau datang dalam cangkir yang dingin 

Aku sebagai tungku 


Angin yang senang meniup asap 

Di bibirmu yang mungil 


Kita mirip sekilas 

Sebagai merpati dansa 

Dalam sebuah pesta 


Matamu yang lelah 

Bersandar di bahuku yang gundah 


"Malam ini kita akan abadi," katamu


Langit bergemuruh 

Rintik – rintik menggenang di matamu juga di mataku 


Mungkinkah, fana mengintai diam – diam 

Sementara malaikat bersedih 

Sebab, tangan yang Ku gapai tampak jauh 


Kau berucap dari mata

"Malam ini kita akan abadi kan?”


Juni 2023



Akhir Bulan 


Bulan mengintip di celah atap 

Jatuh di meja makan 


Piring – piring sisa makan malam 

Belum dicuci 


Ada pesta tadi pagi 

Pesta kepergian 


Ia pamit menjelang siang 

Ke dalam ruang penuh khayal 


Tak ada kelelawar di pohon mangga 

Yang biasa mengintip wajahnya 


Malam ini aku akan mabuk di terasmu 

Mengintip ranjang tidurmu 


Mei 2023



Merelakan Kekalahan 


Kurelakan engkau 

Di antara lima waktu

Tempat sunyi berkumandang 

Dan sisa suara yang sedang bergentayangan 


Mumpung langit bersamaku 

Dan takdir mengantarku 


Kurelakan engkau 

Pergi bersama baju – baju 

Yang dijahit kita untuk menghadap cuaca 

Selagi kenal menarik pada Ridha 


Mungkin kuterisak 

Dalam dahaga 

Menyambut medan baru 

Meninggalkan hutan layu 


Kita sudah mengetahui 

Tak ada lagi yang perlu diulangi 

Dan pada bilik – bilik kecil 

Kita lepaskan rasa bebas kita yang gigil 


Agustus 2023 



________


Penulis 


Safari Maulidi, alumnus Pondok Pesantren Annuqayah. Berasal dari Desa Guluk – Guluk Barat, Sumenep Madura. Lahir di Pamekasan, dan tumbuh di Sumenep. Penyuka sastra yang sedang belajar berkarya. Puisi-puisinya tersiar di beberapa media online maupun cetak.


Kirim naskah ke

redaksingewiyak@gmail.com