Friday, March 29, 2024

Puisi-Puisi Gusti Fahriansyah

Puisi Gusti Fahriansyah



Ranjang Tua


Di pintu kamar, cahaya mengintip

Jam memutar kenangan

Menunjuk mainan gantung

Yang disimpan rapi

Dalam kotak penuh kesunyian


Dongeng kembali diputar

Ada tawa kecil melompat-lompat

Melewati sungai, taman, serta surga

Sebelum usia mengirim arsitektur

Hiruk-pikuk kota dan puruk-parak kita


Di ranjang lengang serta keras

Kenangan dan masa depan berdebat

Sedang masa kini

Melempar keringat penuh nasib

Sambil meratap remang di balik pintu

"Apakah itu ibu?"


Sumenep, 2023



Habis ini


Habis ini:

Dari halaman rumah

Melaju ke suatu tempat

Menuju tempat lain

Merasakan deru juga duri

Yang tak pernah ditetapkan

Tak diharapkan jadi penerang jalan.


Habis ini:

Jalan tak pernah kehabisan darah

Dan jantung mesti mencari

Cara berdegup dari hari ke hari

Dari serasa lumpuh jatuh di tubuh

Atau mata doa yang tak henti

Meleleh di belakang pintu


Habis ini:

Kaki telah usai berkunjungan

Kepala taburkan jalan ingatan

Rambut juga sudah mengering

Dan kulit sangat hafal

Macam-macam hembus angin


Habis ini:

Tidak ada hambal

Apalagi pelukan

Waktunya tidur!


Sumenep, 2023



Telepon dari Dapur


Ibu punya cara merakit masa purba

Dengan bebauan rempah setengah matang

Kepul uap nasi jagung meninju wajah

Menghempas bekas lamun subuh


Aku ingin jumpa sekali lagi

Sekali ketika tubuh terjerembap

Berlindung dari peluru nasib

Di kota tak kenal wajah tetangga


Sekali ingin menyajikan ke ibu ba'da subuh

Foto dapur yang kerontang sunyi

Namun mesti kulahap leleh mata

Pada suara parau di panggilan malam hari


Sumenep, 2023


________

Penulis


Gusti Fahriansyah, lahir di Situbondo Jawa Timur. Menulis puisi dan cerpen yang disiarkan di beberapa media cetak/online. Kumpulan puisi pertama berhasil terbit di Hyang Pustaka dengan nama “Mata Kronik”. Kini ia menetap di Sumenep Madura.


Kirim naskah ke

redaksingewiyak@gmail.com