Puisi Siti Nasywa Aiman
Kembali Pulang
Kelak 
Lidah ini kan berhenti mengucap 
Pun dengan bibir yang tak lagi merekah 
Diiring manik yang hilang pula binarnya 
Lalu, kau akan menemukanku 
Membusuk dibalut air mata
Ringkih menggenggaam serpihan nastapa 
Pergi dalam perjalanan abadi
Meniti ujung cerita 
Maka, buanglah aku di batas cakrawala 
Sebelum kau temui aroma penuh angkara 
Simpanlah tulang-tulangku di dinding hatimu 
Sebelum luruh di makan waktu
Atau mungkin 
Kau tanam di atas suburnya dzikirmu 
Baluri dengan putihnya rindumu 
Dan sirami dengan butir butir  doamu 
Sabdaku tentang Cinta
Aku menyepi dalam ramai
Riuh namun sunyi dalam kepala
Ingin kutuliskan sajak cinta
Namun penaku tak bertinta
Ingin kususun rangkaian cerita
Namun jemariku terkurung nestapa
Kurangkai susunan kata
Hanya menjadi diksi lenggang tanpa makna
Kupintal rajutan asa
Malah kusut mengekang aksara
Kepada pemilik hati tanpa nama
Izinkan aku menyulam cerita
Mengukir nama kita berdua
Merajut rindu penuh cinta
Memilin lelehan air mata
Membalut duka dalam bahagia
Mengekal dalam untaian diksi tanpa kata
Abadi mendekap derita dalam bahagia
Esok Nanti
Esok nanti
Aku tak lagi mampu berdiri
Menyapa dengan lesung di pipi
Apalagi dengan binar mata yang berseri
Esok nanti 
Aku tak lagi dapat menyguhkan kopi
Apalagi merangkai sajak tentang si januari 
karena tak ada jiwa dalam diri
Esok nanti
Meski raga ini pergi
Bait-baik diksiku tetap abadi
Menyusuri jejak sang kekasih hati
Esok nanti
Meski aku tak lagi disisi
Aksara cintaku tak akan pergi
Dia setia menemani
Esok nanti
Tawaku tak terdengar lagi
Tapi kenang tak akan membiarkanmu sendiri
Ia abadi dalam mimpi
Tak akan pernah pergi
Apalagi mati
Ia abadi
Dalam hati
_______
Penulis
Siti Nasywa Aiman, siswi SMA IT Darussalam Pipitan kelas XII.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com 
