Peserta kegiatan GLS perwakilan dari kelas X dan XI
berjumlah 80 siswa pilihan. Selain itu, juga ditemani Bapak/Ibu dewan guru,
khususnya guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Inggris, dan bahasa Jepang.
Ketua Pelaksana GLS SMKN 5 Pandeglang, Aprilia Wulandari,
S.Pd., dalam sambutannya berharap kegiatan ini dapat memberikan ilmu dan
motivasi kepada siswa agar semakin bersemangat dalam berkarya.
”Literasi adalah kunci. Melalui puisi, cerpen, kami
mengajak para siswa untuk mengasah kemampuan sastra, menuang ide kreatif, menumbuhkan
kecintaan bahasa, dan berwawasan luas, serta berakhlak mulia,” tambah Aprilia.
Senada dengan Ketua Pelaksana, Wakil Kepala Bidang
Kurikulum, Pak Muhammad Yasir, S.Pd. mengatakan bahwa agenda ini bukan sekadar ajang
lomba, melainkan wadah untuk mengekspresikan gagasan, perasaan, dan kreativitas.
Kepala SMKN 5 Pandeglang, Ahmad Zaenudin Anwar, M.Pd. menegaskan
bahwa hari ini merupakan hari bersejarah karena selain bertepatan dengan Bulan
Bahasa, juga bertepatan dengan dengan Hari Santri. Menurutnya bahasa merupakan
alat interaksi.
”Kegiatan ini harus diikuti dengan baik karena merupakan
ilmu tambahan yang mungkin tidak didapatkan di dalam kelas. Kalau perlu
tanyakan sebanyak mungkin kepada pemateri,” tambah Ahmad.
Materi pertama yang disampaikan dalam GLS kali ini
penulisan puisi. Pemateri puisi adalah Encep Abdullah, penulis dan pegiat
literasi Banten. Encep mengatakan bahwa menulis puisi itu mudah. Menurutnya,
para siswa bisa memanfaatkan gaya bahasa yang ada, seperti hiperbola, metafora,
personifikasi, dan simile.
”Selain itu, kalian juga bisa bermain rima. Cari diksi
yang bunyinya sama, baik bunyi huruf awal, di tengah, atau di akhir. Ini bisa memudahkan
kalian saat buntu memilih kata,” ujar pendiri komunitas menulis #Komentar
tersebut.
Anak-anak di awal materi tampak malu-malu untuk bertanya,
berdiskusi, dan masih beradaptasi. Agar acara tidak monoton, pemateri
memberikan selingan bernyanyi puisi. Selain itu, juga menampilkan sosok alumi
PBI Untirta 2025, Fahman Falahi, yang membacakan puisi W.S. Rendra ”Sajak
Sebatang Lisong”. Para siswa terpukau dengan kelihaian Farhan membacakan puisi.
Bahkan ada siswa yang bertanya bagaimana cara membaca puisi yang baik, apakah
perlu dengan teriak-teriak atau ekspresi yang berlebihan. Fahman mengatakan
bahwa gerakan membaca puisi bergantung kebutuhan dan seperlunya.
”Bacalah puisi sesuai kebutuhan, bukan dipaksakan.
Misalnya harus teriak-teriak, ya tidak juga semua begitu. Baca dulu puisinya,
sesuaikan konteksnya,” ujar Fahman.
Pemateri berikutnya yang turut membantu pemateri utama
adalah Rofif Syuja’ Mu’tasyim, S.S. Ia menyampaikan tentang Kiat Menulis dan
Bermain Cerpen. Menurutnya menulis cerpen yang baik bisa ditempuh dengan cara
memuat konflik yang tajam, mengangkat budaya atau lokalitas, dan mampu berakrobatik
dalam berbahasa.
”Kalau tidak bisa semuanya, setidaknya bisa dipilih salah
satu,” ujar Rofif.
Para siswa tidak hanya menyimak materi, melainkan juga
praktik di tempat. Karya-karya siswa yang ditulis akan dipilah oleh pemateri dan
akan dimuat di media NGEWIYAK.com.
Acara GLS dan Bulan Bahasa SMKN 5 Pandeglang di pengujung
acara semakin seru. Siswa lebih aktif bertanya. Pamateri pun memberikan apresiasi
kepada para siswa yang aktif tersebut dengan memberikan buku. Usai kegiatan
pelatihan, para siswa wajib mengikuti rangkaian akhir GLS SMKN 5 Pandeglang, yakni
lomba menulis puisi dan cerpen antarkelas dengan peserta yang mengikuti
pelatihan tersebut.