Friday, December 23, 2022

Puisi-Puisi Syafiq Rahman

Puisi Syafiq Rahman



Suara Epi Semakin Menyaring


Suatu malam, cintaku menjadi serigala yang mendamba bulan purnama

melepas lengking harap dan mimpi-mimpi yang masih menggangu

Suara Epi semakin nyaring

Mencipta bising

Lalu dalam tubuhku

Bertengkar suara-suara kerinduan.


Yogyakarta, 2022



Sajak untuk Epi


Aku lebih suka mencintaimu pada angin

yang menjadikan abu-abu di jendela

kehilangan makna ingin

Selama ini ia tertidur,

terdampar melihat mimpi buruk

dan nasib seorang penulis

yang diam-diam memendam tangis.

Engkau selalu tersenyum di atas lukaku,

menganggap cinta hanyalah sampah

tempat kaca-kaca pecah

kau harus belajar kepada hujan

bahwa setiap impian

takkan tumbang oleh ledakan.

Aku lebih suka mencintaimu pada jarak

yang menjadikan rindu tak bisa bergerak

selebihnya ia merekam jejak

bahwa kecantikanmu kerap aku tulis dalam sajak-sajak.


Cafe LKIS, 2022



Padamulah Aku Berlabuh


Pi, ada yang sedang diam-diam

menulis riwayat senyummu

ketika buku-buku kubaca tak ada tanda

bahwa kecantikanmu adalah luka,

melaikan huruf-hurufnya jatuh di dada membentuk satu nama, cinta.

Bermimpilah aku menjadi payung

tempat kamu berlindung

Selama ini aku selalu tabah

mendengar gerimis yang betul-betul membuat hatiku kacau

Sejak kapan ada gelombang riuh menerjemah kau sebagai hujan

Sejenak, dalam ingatan aku tetap meratap menyimpan beribu harap

"Dihadapmu kubacakan sajak kepedihan"

Pi, kini aku sudah tak kuat menanggung

menolak perasaan ini tumbuh

Pada akhirnya padamulah aku berlabuh.


Yogyakarta, 2022



Di Keningmu Kukecup Harapan


Pi, Izinkan aku meminjam namamu

untuk kuserahkan pada Tuhan,

tanpa kata tidak

kau harus patuh pada kehendak

Lihatlah Pi, para penyair merakit bait

sekaligus merangkum doa

dengan tabah kau dihadirkan sebagai kata dalam pikir

darimu aku paham, mencintaimu adalah sabda dzikir

Dalam kepala kau lahir sebagai pengetahuan,

hingga aku bisa menerjemah utuh kenang

di keningmu kukecup harapan


Yogyakarta, 2022



Aku Mencintaimu 


Pi, Aku mencintaimu tanpa seperti

Sebab kau terlalu indah untuk disandingkan

Langit dan laut turut melipat kesedihan

Pi, aku mencintaimu

Itu sebabnya kelakianku ada.


Yogyakarta, 2022


________

Penulis


Syafiq Rahman, seorang pengarang yang lahir di Sumenep, Madura. Merupakan mahasiswa UIN Suka (Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Menulis cerpen, puisi, dan esai. Bergiat di komunitas Majlis Sastra Mata Pena (MSMP).


Kirim naskah ke

redaksingewiyak@gmail.com