Puisi Huia Arin
Duet Perak Sendok dan Garpu
Di
meja makan sendok berkata lembut
“Kuaduk
bintang dalam mangkuk bulan,
Menggali
kisah sup hangat menghidangkan kenangan”
Garpu
menyahut lantang, giginya berkilau tajam
“Kutusuk
hati apel, membelahnya elegan,
Membawa
seiris kisah pada piring porselen”
Sendok
berkata, “aku pelukan bagi bubur dan puding,
Mengayun
lembut suapkan kasih tanpa henti”
Garpu
tersenyum, “dan aku penari lincah di antara pasta,
Menyelipkan
rasa dengan pasti”
“Kita
berdua,” kata sendok dan garpu
“Melukis
puisi di atas meja.
Dalam
simfoni perak yang sempurna.
Menari, melayani dalam cerita sepanjang masa”
Dumai,
9 Mei 2024
Patah
Hati di Toko Kue
Aku
berdiri di toko kue
Hatiku
hancur, tapi masih mau brownie
Katanya
“kita sudah tidak cocok”
Tak
apa, coklatku masih ada stok
Patah
hati bikin sesak
Untungnya
roti manis tak berkhianat
Walau
dia pergi hilang kontak
Kubahagia
dengan roti digenggam erat
Bukannya
gila kutertawa, “hahaha”
Hanya
sadar cinta itu rasa vanila
Kadang
manis kadang hambar
Tapi
selalu ada di kue tartar
Bukan
hanya kue, hatiku pun berlapis
Setiap
luka ditutupi glasir manis
Kadang
pahit tetap kucecap
Karena
hidup tak selalu seperti yang diharap
Di
akhir hari pulang dari toko kue
Tangan
kosong tapi hati penuh harapan
Esok
hari atur jadwal kunjungi toko kue
Siapa
tahu ada cinta baru yang bisa kumakan
Kamis,
9 Mei 2024
________
Penulis
Huia
Arin
adalah nama pena dari perempuan kelahiran Dumai, 1990. Hobi membaca telah
membawa Alumnus FKIP UIR ini menghabiskan waktu pada berbagai jenis prosa. Kini
aktif di Asqa Imagination School (AIS) #45. COMPETER merupakan rumah tempat ia
pulang dalam kata. IG: @asrinaputriasali.