Puisi Emi Suy
Mandi Tengah Malam
aku butuh mandi keramas
membasuh rasa cemas
merendam didih dada yang panas
aku juga ingin mencuci
kepalaku dari pikiran-pikiran
yang mengandung gas
memicu jadi bom waktu
yang akan meledak
mengeluarkan asap
racun ganas
2024
Belum Tumbuh Gigi
hari-hari tumbuh tua
dan aku semakin tahu
ada saja yang menyita waktu
usia memutih di kepala
sedangkan
perasaan belum tumbuh gigi
2024
Noda
ia melihat noda
di pakaian orang lain
tapi sayangnya
ia tak melihat lubang
di baju
yang ia kenakan
sendiri
2024
Rindu
rindu terbuat dari
jutaan mil jarak yang berderak
dipeluk dengan doa
dan dieratkan oleh perasaan
2024
Hakikat
makna perjalanan
tidak ditentukan
seberapa panjang pendeknya
kesedihan
seberapa banyak kenangan
yang kerap lekat dalam ingatan
untuk sekedar diceritakan
pada dinding bertelinga
2024
Terkecoh
pada akhirnya
katanya sebagai pendengar
nyatanya menjadi penyebar
tangan kiri memeluk erat
tangan kanan menghunus pisau
ia menusuk dalam-dalam
tapi sayang
hanya terkena bayangan
2024
Aku Menemukanmu
kepada puisi
aku kembalikan sunyi
kepada sunyi
aku kembalikan diri
aku menemui diriku
dari suara-suara bening
di puncak malam
paling hening
2024
Kesedihan Bulan Juni
juni terpenggal
almanak menangis
hening berderit
kesedihan menjerit
di balik tembok
dicatatnya kecemasan
sambil mengutuk bara api
aku mengetuk pintu diri
2024
Perbincangan
Tuhan,
ia butuh ruang
untuk pulang,
pulang pada dirinya sendiri
merenangi kedalaman sunyi
dalam diri
saat ia diinjak
dilindas--dilumuri lumpur
dan dilempari batu
siapa, ada membela?
pada semesta alam
ia meminta
melaju tubuhnya
sebagai kereta
2024
_______
Penulis
Emi Suy lahir di Magetan, Jawa Timur, 2 Februari. Emi telah menerbitkan lima buku kumpulan puisi tunggal, yaitu Tirakat Padam Api (2011), serta trilogi Sunyi yang terdiri dari Alarm Sunyi (2017), Ayat Sunyi (2018), dan Api Sunyi (2020), serta Ibu Menanak Nasi hingga Matang Usia Kami (2022). Puisi-puisi Emi Suy telah tergabung lebih dari 150 buku antologi bersama. Buku puisi Ayat Sunyi terpilih menjadi Juara Harapan III Buku Terbaik Perpustakaan Nasional RI Kategori Buku Puisi tahun 2019. Selain penyair dan aktivis sosial, Emi juga seorang fotografer dan karyanya pernah dipamerkan pada Pamaren Fotografi Nasional - The Power of Women - di Bandung tahun 2016.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com