Sunday, June 22, 2025

Puisi-Puis Agni Aulia



 Doa prasaja yang Bertahan


Dirawatnya setiap luka seolah itu kewajiban,

Ditemani doa yang tak pernah lepas,

Dari tiap bau nafas di hembuskan.

Segala daya dicurahkan,

Meyakinkan diri nya mampu dan kuat,

Ia terus mengusahakan harapan yang nyaris pudar.

Ribuan bintang pun tak mampu menandingi

Ratusan mimpi yang rela ia kubur dalam lubuknya.

Derasnya sapuan lautan kalah dari derasnya gelora yang ia redam,

demi tetap bertahan.

Ia mencari…

Meski yang ditemukan hanyalah sepi.

Ia bertahan…

Meski dunia terus mengujinya tanpa jeda.

Tuhan, lindungilah dia yang langkahnya perlahan

Namun tak pernah berhenti, kelak kan tiba waktunya,

Ia bersinar tak sekadar hangat, Tapi menyatu dengan cahaya,

Seperti lampu yang menaklukkan gelap tanpa suara.



Simfoni Tiga Asa


Kita dirangkai takdir dalam anyaman mimpi, yang hendak kita petik dari langit harap paling tinggi.

Pertemuan kita ibarat awan, langit dan bumi yang bersitatap di kala senja masih malu menampakkan rona.

Awalnya hanya sapa nan canggung,

Mulut berlirih "Hai" seperti bisik angin di sela rintik.

Namun dari situ, lahirlah simpul, terikat oleh helai-helai tugas dan malam-malam yang berpeluh.

Tiga jiwa ini,

Satu sipemberani, menantang gelap dengan cahaya dalam dada.

Satu sipeduli, membaca luka yang bahkan tak terucap.

Satu sipengasih, menjahit retak hati dengan hangatnya senyum.

Ketiganya mengalir dalam satu nadi persahabatan yang tumbuh di tanah kejujuran dan langit ketulusan.

Tuhan, lapangkan jalan yang hanya ingin menyulam bahagia di wajah kedua orang tua.

Bimbing tiga atma ini melangkah berpijak pada cahaya, tegurlah kami dengan lembutnya kasih, bukan cambuk amarah.

Kami tidak meminta keabadian, namun biarkan pertemanan ini melampaui waktu tanpa jejak benci, tanpa gurat luka.

Dan kelak, biarkan kisah ini kami bisikkan pada cucu-cucu di bawah langit nostalgia,

tentang bagaimana sebuah "hai" bisa menjadi rumah 

bagi tiga hati yang tulus bertumbuh.


Penulis

Agni Aulia, Gadis mungil ini lahir di Ciamis, Jawa Barat tinggal di desa terpencil bukan menjadi penghalang untuk menuntut ilmu, Saya masih berkuliah di Universitas Islam Negri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan dengan jurusan Tadris Bahasa Indonesia, bagi Agni menulis puisi adalah tentang kegundahan pikiran yang dituangkan dengan seni.


This Is The Newest Post