Iguana
kita memilih duduk di sudut
di bawah tangga spiral yang berkarat
dindingnya pernah jadi latar foto prewed
tapi sekarang penuh stiker kampanye yang tak laku
kau menggenggam cangkir seperti mau meremas dunia
sambil bicara soal iguana
yang katanya lebih setia daripada manusia
aku mendengar seperti mendengar teori tentang hujan
lalu kau tiba-tiba bertanya
apakah cinta harus selalu dijinakkan
aku tidak menanggapi
karena kau tahu jawabannya
dan tak butuh aku untuk mengatakannya
ada anak kecil lari mengejar balon
yang lepas dan menyangkut di kipas angin
semua orang menonton
tapi tak ada yang membantu
seperti kita
yang sudah tahu ke mana arah jatuhnya
tapi terlalu malas untuk menyelamatkan
2025
Surat
kau berdiri lama di depan kios surat tua
membaca satu persatu perangko dari negara-negara
yang bahkan tak pernah kita impikan ke sana
aku menunggu sambil menghitung semut yang melintasi kakiku
kau bilang cinta itu seperti surat, datang dengan harapan
tapi sering salah alamat
aku membeli satu kartu pos bergambar jembatan
menulis kalimat yang tak pernah sempat kubisikkan padamu
kau membacanya lalu menaruhnya di rak
seolah semua kata bisa dikembalikan ke tempat asalnya
dari pengeras suara terdengar lagu lama
tentang sejoli yang berpisah karena musim
bukan karena pilihan
kau pergi membawa amplop kosong
yang tak pernah kau lipat untukku sekali pun
kecuali saat kau isi untuk mengirim kesunyian
2025
______
Penulis
Yuditeha, penulis yang tinggal di Karanganyar.
Kirim naskah ke
redaksingewiyak@gmail.com