Pandeglang- Kelompok KKM 52 Untirta turut serta mendata atau verifikasi dan validasi (verval) penduduk dalam upaya pencegahan Stunting di Kampung Sabrang Barat, Desa Cigeulis, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang pada Jumat (29/7).
Rencananya pendataan tersebut akan terus dilakukan sampai tanggal 1 Agustus 2022 yang dikoordinatori oleh Puskesmas Kecamatan Cigeulis.
Stunting sendiri merupakan gejala yang mengarah pada terhambatnya perkembangan anak akibat kurangnya gizi secara kronis pada 1.000 hari kehidupan. Menurut laporan Dinkes Pandeglang, angka Stunting di Pandeglang menepati urutan pertama di Provinsi Banten dengan persentase 37,8.
Nurhadi, selaku Ketua Kelompok KKM 52 menjelaskan bahwa kelompoknya sangat antusias untuk berpartisipasi dalam program kemanusiaan tersebut.
"Insyaallah siap. Kami akan berusaha sebisa kami. Tadi juga sudah saya sampaikan ke teman-teman yang lain sewaktu evaluasi. Dan hari ini, kami sedang mendata masyarakat atau verval di lapangan, sifatnya apple to apple yah. Lumayan juga, tapi kami senang bisa membantu," ujarnya.
Menurut H. Endang Mulyadi, selaku Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Cigeulis, menjelaskan bahwa pihaknya akan terus bekerja keras dan mengajak para mahasiswa (KKM) di Kecamatan Cigeulis untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan Stunting, khususnya di Kecamatan Cigeulis.
"Mulai tanggal 1 s.d. 14 Agustus 2022, kami akan melakukan penimbangan khusus balita atau Bulan Penimbangan Balita (BPD). Jadi nanti para balita dibawa sama orang tuanya untuk datang ke masing-masing posyandu untuk di data. Dari data tersebut kami akan mengetahui gejala stunting. Selanjutnya kami akan diberikan vitamin A dan akan ada Imunisasi Anak Nasional," ujarnya dalam memberikan pembekalan Stunting bagi seluruh Mahasiswa (KKM) Kecamatan Cigeulis di Gedung Pertemuan BP3K.
"Kami akan bekerja keras dalam pencegahan Stunting ini, kami dari pihak kesehatan tentu mengajak semua pihak, termasuk mahasiswa untuk mengedukasi masyarakat terkait Stunting. Untuk tempatnya disesuaikan saja, bisa di majelis taklim, posyandu, atau rumah warga. Yang terpenting tersampaikan. Hal ini juga demi keberlangsungan hidup yang berkualitas bagi generasi selanjutnya," imbuhnya.
(Redaksi)