Friday, December 9, 2022

Puisi-Puisi Wilda Hurriya

Puisi Wilda Hurriya




Abadi dalam Sema Wayah


Kulewati Danau Batur

di antara kabut-kabut tipis

Kubawa setangkik duka

dalam cawan asa yang poranda

Dalam mepasah

kematianmu tak terkubur

angin memeluk jasadmu

lantunkan irama fana yang pedih

Di bawah rimbun sulur Trunyan

Sekuntum hati terserap penuh

Sisakan tengkorak dan belulang kekasih yang jemarinya pernah terikat janji sehidup semati

Adinda,

Haruskah kususul jiwamu yang telah abadi?


Bogor, 16 November 2022


Catatan:

Sema Wayah: Tempat pemakaman (mepasah) untuk orang-orang yang meninggal secara wajar



Bijalungu Hiu Paana


Para Rato meramal waktu

Lewat bisikan cahaya bulan

Harapan dijinjing orang-orang ke dalam hutan

Benda keramat disucikan

Antri menangkap berkat

Batu bertuah dari penguasa langit

jadi pertanda musim baru

panen melimpah atau wabah meraja

Kerbau muda dilempari buah pinang

Dahi dan lehernya jadi sasaran keberuntungan

Melupakan pasrah serupa judi yang menggiurkan

Akhirnya kerbau dilumpuhkan

Rebusan daging di periuk suci membuai-buai

Orang-orang tersenyum

Limpahan hasil panen penuhi angan

Pada semoga yang ditinggikan

Kecemasan tetap masuk ke dalam kantung mata mereka

Masa depan tak terukur ritual

Kuasa Tuhan, tanda yang tak pernah tertukar


Bogor, 16 November 2022


Catatan:

Bijalungu hiu paana adalah sebuah upacara adat yang diselenggarakan warga Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, NTT

Rato: Pemimpin Spiritual Marapu

Bijal: Turun atau pergi

Hiu Paana: Nama sebuah hutan kecil



Kaldu Kasih di Musim Hujan


Sup ayam buatan ibu

adalah santapan musim hujan

kuahnya ampuh hilangkan keriput di jari-jari

Rasa kaldunya

tertelan khidmat di tenggorokan

dan bermukim abadi di hati


Bogor, 17 November 2022



Di Sebuah Warteg Pengkolan


Segerombolan kuli berbadan kurus

Menatap penuh nafsu etalase piring saji

Rempah-rempah menyatu

aneka rupa lauk pauk

Perut keroncongan

Air liur mulai balapan

Seorang paling jangkung

pesan nasi dua porsi

Telunjuk mendarat pada

Oseng tahu toge

Ragu-ragu ia tambah telur dadar

dan sepotong tongkol balado

“Makanlah banyak, hari kita masih berat”

Bergiliran mereka tuntaskan selera

Isi kembali daya tubuh

yang hilang diserap lubang-lubang trotoar

Sendok dan piring berdenting serupa aubade

selaksa rindu bergemuruh di benak


Bogor, 17 November 2022



Godaan Khuldi


Aksara mencuat dari matamu

serupa partitur lagu dalam orkestra

Aku pelajari hikayat sungai pada senyummu

Tenggelam terbawa arus hingga muara dosa

Angan-angan kosong mulai terjamah nyanyian buah khuldi

Merayu tanganku menggapai jarak terlarang

Antara aku dan kamu

Ada ikatan yang mengikat kita pada rumah yang berbeda


Bogor, 26 Oktober 2022



______


Penulis


Wilda Hurriya, perempuan penyuka puisi.



Kirim naskah

redaksingewiyak@gmail.com