Cerpen Aris Fadillah
(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)
Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi pantai, hiduplah seorang nelayan bernama Arman. Setiap hari, Arman berlayar dengan perahu kecilnya untuk mencari ikan di laut yang luas. Laut adalah sahabat sekaligus musuh bagi Arman. Di satu sisi, laut memberikan rezeki yang melimpah, namun di sisi lain, laut juga menyimpan bahaya yang tak terduga.
Suatu hari, saat Arman sedang mempersiapkan perahunya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di tepi pantai. Gadis itu tampak sedih dan termenung. Arman mendekatinya dan bertanya, "Ada apa, Nak? Mengapa kamu terlihat sedih?"
Gadis kecil itu menoleh dan menjawab, "Namaku Sari. Aku kehilangan ayahku di laut. Ia pergi melaut beberapa hari yang lalu dan belum kembali."
Arman merasa iba mendengar cerita Sari. Ia tahu betapa berbahayanya laut, terutama bagi para nelayan yang berlayar sendirian. "Jangan khawatir, Sari. Aku akan mencari ayahmu. Aku akan berlayar lebih jauh hari ini dan melihat apakah aku bisa menemukannya."
Sari mengangguk pelan, matanya penuh harapan. Arman pun berlayar dengan tekad yang kuat. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menemukan ayah Sari dan membawanya pulang.
Hari itu, Arman berlayar lebih jauh dari biasanya. Ia melewati batas-batas yang biasa ia tempuh, memasuki wilayah laut yang belum pernah ia jelajahi sebelumnya. Di kejauhan, ia melihat sesuatu yang aneh. Sebuah pagar besar yang terbuat dari kayu dan besi berdiri tegak di tengah laut. Pagar itu tampak kokoh dan misterius.
Arman mendekati pagar tersebut dengan hati-hati. Ia melihat ada sebuah gerbang kecil di tengah pagar. Dengan rasa penasaran, Arman membuka gerbang itu dan masuk ke dalam. Di balik pagar, ia menemukan sebuah pulau kecil yang indah. Pulau itu dipenuhi dengan pohon-pohon kelapa dan bunga-bunga yang berwarna-warni.
Di tengah pulau, Arman melihat seorang pria tua yang duduk di bawah pohon kelapa. Pria itu tampak tenang dan damai. Arman mendekatinya dan bertanya, "Apakah Anda tahu di mana saya bisa menemukan seorang nelayan yang hilang? Anak perempuannya sedang mencarinya."
Pria tua itu tersenyum dan menjawab, "Aku tahu siapa yang kamu cari. Ayah Sari ada di sini. Ia terdampar di pulau ini beberapa hari yang lalu. Aku merawatnya hingga ia pulih."
Arman merasa lega mendengar kabar itu. "Bisakah saya membawanya pulang? Anak perempuannya sangat merindukannya."
Pria tua itu mengangguk. "Tentu saja. Aku akan memanggilnya."
Tak lama kemudian, seorang pria muncul dari balik pohon-pohon kelapa. Ia tampak sehat dan bugar. "Terima kasih telah datang mencariku," katanya kepada Arman. "Aku sangat merindukan anakku."
Arman dan ayah Sari pun berlayar kembali ke desa. Saat mereka tiba di pantai, Sari berlari menghampiri ayahnya dan memeluknya erat. "Ayah! Aku sangat merindukanmu!"
Ayah Sari tersenyum dan mengusap kepala putrinya. "Aku juga merindukanmu, Nak. Terima kasih kepada Arman, kita bisa bertemu lagi."
Sejak hari itu, Arman dan ayah Sari menjadi sahabat baik. Mereka sering berlayar bersama dan berbagi cerita tentang petualangan mereka di laut. Pagar laut yang misterius itu tetap menjadi rahasia mereka, sebuah tempat yang penuh dengan keajaiban dan keindahan.