Cerpen
(Disclaimer: Redaksi NGEWIYAK tidak mengubah/mengedit isi naskah lomba)
Prolog
Lautan biru terbentang luas, ombaknya menghempas tepi pantai Karang Biru. Dari lantai tertinggi hotel megah Imperium Oceanic, Bayu Pranata berdiri di balik jendela kaca, menatap kerajaan yang telah ia bangun.
Ia telah menghabiskan bertahun-tahun untuk sampai di titik ini—menghancurkan musuh, menyingkirkan rintangan, dan mengendalikan hukum serta media dengan satu jentikan jari.
Di belakangnya, seseorang terkapar di lantai. Wajahnya penuh luka, matanya menatap kosong ke arah Bayu.
“Kau tahu apa bedanya kita?” tanya Bayu dengan suara tenang. “Kau percaya dunia ini bisa diubah dengan kebaikan. Aku percaya dunia ini hanya tunduk pada kekuatan.”
Dan saat itu, Bayu menang.
Bayu Pranata – Raja Tanpa Mahkota
Seorang pria berusia 40-an, kaya, licik, jenius, dan ambisius. Ia mengendalikan bisnisnya dengan tangan besi dan tak ragu menjatuhkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Proyek hotel mewah terbesar di pesisir pantai, adalah mahkotanya.
Arka Suryatama – Sang Idealis
Seorang pria muda berusia 30 tahun, seorang nelayan biasa namun suaranya cukup didengar dengar di tempat tinggalnya. Ia percaya bahwa kekuasaan tanpa moralitas hanya akan membawa kehancuran. Baginya segala macam pembangunan di laut dapat menjadi ancaman besar yang akan menghancurkan ekosistem laut dan membuat nelayan di daerahnya kehilangan pekerjaan. Termasuk pagar laut yang sudah ada saat ini
Bayu memiliki kekuasaan, koneksi, dan kontrol atas hukum serta media. Arka hanya memiliki kebenaran, idealisme, dan tekad untuk melawan.
Dan peperangan mereka dimulai
Terlihat pagar bambu yang berada di laut, dan membuat para nelayan komplain.karena membuat nelayan harus selalu memutar cukup jauh setiap kali mencari ikan.
Arka bersama rekannya mulai melapor perihal pagar laut yang membuat nelayan kesulitan. Namun laporan tersebut diabaikan.
"Bagaimana ini, apakah kita akan membicarakan pagar laut itu?" tanya rekannya. "Tidak," jawab arka dengan mantap. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi."
Ia telah hidup di laut ini sejak kecil. Laut memberinya rumah, makanan, dan kehidupan. Mereka mungkin memiliki uang, tapi Arka memiliki kebenaran di pihaknya.
Dan ia akan berjuang.
Arka bersama kelompoknya pergi dari Tanggerang ke Jakarta untuk memulai kampanye besar:
● Mereka menarik perhatian media internasional.
● Mereka melobi pemerintah untuk menghentikan proyek Bayu.
● Mereka memanfaatkan sosial media untuk membakar semangat rakyat.
Berita-berita mulai muncul: “Pagar Laut sepanjang 30,16 Kilometer yang dipasang di perairan Kabupaten Tangerang, Banten”
Bayu tersenyum. Ia sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini.
“Sampaikan pesan ke pemilik media,” katanya pada asistennya. “buat media menyorot kepemerintah”
Dan benar saja, keesokan harinya berita tersebut mulai menyalahkan pemerintah. media justru menyoroti pemerintahan yang mengabaikan kasus ini(meskipun itu tidak sepenuhnya salah),dan perhatian publikpun mulai tertuju ke satu arah.
Arka yang merasa media mulai mendukungnya pun, membuat ia semakin bersemangat.
Arka mulai mengutarakan pendapatnya tentang pagar laut yang mulai memojokkan pemerintah, dan media juga semakin setuju dengan pendapatnya. Dan semakin banyak orang yang mendukung Arka.
Arka mengajukan tuntutan hukum, menuduh pemerintah telah lalai, sehingga pagar laut ini bisa di bangun sejauh 30km. Dan memaksa pemerintah untuk mencabut pagar laut ini.
Karena desakan Arka dan masyarakat yang semakin memanas. Membuat pemerintah tidak bisa berbuat apa apa
Berita-berita mulai muncul: “Pembongkaran Pagar Laut”
Bayu hanya tertawa saat mendengar berita itu. Ia sudah memperkirakan semuanya dan tetap membiarkan Arka.
Dan pada akhirnya pagar laut tersebut berhasil di bongkar. Arka dan masyarakat merasa menang dalam kasus ini.
Bayu hanya tertawa saat mendengar berita itu. Ia tahu bahwa itu akan terjadi.j Bayu bertemu dengan seorang pejabat dalam ruang pertemuan tertutup.
“Selesaikan masalah ini,” kata Bayu sambil meletakkan sebuah koper di atas meja. “Pastikan kasus itu tidak pernah sampai ke pengadilan.”
Dan seperti yang sudah diduganya, keesokan harinya kasus itu menghilang tanpa jejak.
Arka yang puas pun kembali ke rumahnya yang berada di Tanggerang. Ia pun melanjutkan hidupnya seperti biasanya.
Dengan tidak ada pagar laut, arka bersama nelayan yang lain merasa lebih gampang untuk menangkap ikan tanpa harus memutar.
Hidupnya terasa nyaman dan damai. Tidak terasa ini sudah berjalan 2 bulan. Dan ia pun mulai menyadari sesuatu.
Pagar laut kembali di bangun…
Arka yang sudah merasa menang pun mulai heran dengan apa yang terjadi. ia merasa bagaimana mungkin,semua hal yang sudah ia perjuangkan seperti tidak berarti apa apa.
Namun, Arka tidak menyerah.
Arka mulai kembali menyuarakan kasus ini, dan melaporkan kasus ke dalam hukum. Sama seperti yang ia lakukan sebelumnya.
Namun kali ini berbeda, media tidak menyorotinya. Dan penegak hukum pun tidak berpihak kepadanya. Karena saat ini sedang ada kasus korupsi BBM yang sedang menjadi sorotan.
Arka mulai menyadari bahwa lawan yang sedang ia hadapi bukan lah orang biasa. Orang tersebut bukan lah orang yang berasal dari pemerintah —ia adalah seseorang yang bisa menekuk hukum dan mengendalikan realitas.
Namun, Arka tahu satu hal: setiap orang pasti punya kelemahan.
Atau setidaknya, itulah yang ia pikirkan.
Arka mulai mengumpulkan informasi dari reporter media yang pernah mengundangnya. Akhirnya ia mengetahui bahwa pagar laut tersebut sebenarnya adalah proyek hotel imperium Oceanic dan pemilik dari proyek ini adalah investor IKN
Arka berhasil mendapatkan bukti transaksi suap yang menghubungkan seorang investor dengan pejabat korup.
Jika ini terungkap, proyek pagar laut atau Hotel Imperium Oceanic akan dihentikan. Ia berlari menuju stasiun televisi, membawa bukti dalam genggamannya.
Saat Arka bersiap mempublikasikan bukti-bukti tersebut, sesuatu yang mengerikan terjadi. Ia ditangkap.
Tuduhannya? Pencemaran nama baik, pemalsuan dokumen, dan peretasan data perusahaan.
Saat ia akhirnya dibawa ke ruang interogasi, seseorang menunggunya di sana.
Bayu Pranata.
Ia duduk dengan tenang, menyilangkan kaki, menatap Arka dengan senyum kecil. “Kau mengenal ku?” Bayu berbicara dengan tenang sambil tersenyum tipis.
“tidak, kw siapa!?” ucap Arka dengan sedikit tegas.
“Kau yang tidak memiliki informasi apapun tentang ku dan mengira bisa menang melawanku?” suara Bayu terdengar nyaris geli.
Arka menggertakkan giginya. “Kau tidak bisa membungkam kebenaran selamanya.”
Bayu terkekeh. “Kebenaran? Kebenaran itu hanya milik mereka yang memiliki kekuasaan. Dan aku adalah kekuasaan itu.”
Dalam waktu kurang dari seminggu, kasus Arka diproses dengan cepat.
Hakim yang sudah dikendalikan Bayu menjatuhkan vonis bersalah kepadanya.
Arka dijebloskan ke penjara dengan hukuman 10 tahun.
Semua bukti yang ia kumpulkan dimusnahkan.
Dan dalam sekejap, nama Arka lenyap dari dunia.
Setelah 5 tahun hotel Imperium Oceanic akhirnya berdiri.
Lautan tak bertepi bergemuruh di bawah cahaya bulan. Di tepi dermaga tua, seorang pria berdiri memandangi air yang berkilau keperakan.
Di kejauhan, bayangan hotel mewah mulai menjulang, bagaikan benteng tak tertaklukkan Bayu berdiri di puncak gedung tertinggi, menatap laut yang tenang.
Tak ada yang bisa menghalanginya sekarang.
Ia telah menang.
Bukan karena ia lebih kuat.
Tapi karena ia memahami dunia lebih baik daripada siapa pun.
Di dunia ini, yang baik hanyalah pion yang menunggu untuk dijatuhkan. Dan yang jahat?
Merekalah yang mengendalikan permainan.