Tuesday, April 29, 2025

Sosok Inspiratif | Asep Saya Hidayatullah | Penggerak TBM Al-Latif Mandalawangi Pandeglang



Asep Saya Hidayatullah, akrab disapa Kang Asep, lahir di Pandeglang pada 17 April 1994. Ia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara, tumbuh di lingkungan petani sederhana yang menanamkan pentingnya pendidikan kepada seluruh anak-anaknya. Sejak kecil, Kang Asep telah diarahkan untuk belajar tanpa henti hingga ke jenjang perguruan tinggi.


Perjalanan pendidikannya dimulai di SDN Curuglemo 2. Setelah lulus, ia melanjutkan ke Pondok Pesantren Al-Munawwarah Cilegon, menyelesaikan pendidikan di MTs, SMA, hingga akhirnya kuliah di STKIP Banten, Serang. Sejak masa sekolah, Kang Asep aktif di berbagai organisasi: Pramuka, OSIS, PMR, Paskibra, hingga menjadi atlet Pencak Silat yang mengharumkan nama pondok pesantren hingga tingkat nasional.


Saat kuliah, jiwa sosialnya terus berkembang. Ia menjadi relawan Korps Sukarela PMI Kota Serang, mendirikan dan memimpin KSR STKIP Banten, ketua pertama Forum Remaja Banten, Founder Gerakan Literasi Masyarakat Pandeglang (GELIMANG) yang dididirikan pada tahun 2022 dan saat sebagai Ketua Forum Kabupaten Pandeglang, dan Pengurus PC GP Ansor Kab. Pandeglang. Setelah lulus, ia mewujudkan cita-citanya sebagai guru di MIN 2 Pandeglang.


Namun, perjuangannya untuk dunia pendidikan tak berhenti di situ. Melihat minimnya fasilitas literasi di kampung halamannya, Kang Asep pun berinisiatif mendirikan sebuah taman bacaan, yang kemudian dinamai TBM Al-Latif Mandalawangi.


Mari berkenalan jauh dengan TBM beliau!



1. Kapan TBM Al-Latif ini didirikan, Kang? Apa latar belakang dan makna filosofis dari nama TBM tersebut?


Taman Bacaan Masyarakat Al-Latif Mandalawangi berdiri pada 27 Oktober 2019. Latar belakang pendirian TBM ini adalah kegelisahan terhadap kondisi literasi di Kampung Cigobang, RT 003 RW 002, Desa Curuglemo, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Kesadaran literasi dan fasilitas pendidikan sangat minim, belum ada wadah untuk pengembangan minat, bakat, dan pembinaan karakter masyarakat. Saya berinisiatif mendirikan TBM ini untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan literasi, pendidikan, serta membentuk generasi yang berkualitas.


Makna Filosofis Nama Al-Latif:

  • Al-Latif berarti Maha Lembut. Harapannya, TBM ini dapat membina dan mendampingi anggota/masyarakat dengan kelembutan, tanpa tekanan, sehingga mereka belajar dengan nyaman sesuai karakter dan cita-citanya.

  • Warna dasar putih: Melambangkan kesucian.

  • Lingkaran hitam: Melambangkan ilmu yang luas dan kekal.

  • Pena: Melambangkan bahwa ilmu harus terus dipelajari.

  • Buku: Melambangkan jendela dunia, sumber ilmu pengetahuan.

  • Orang berwarna merah: Melambangkan semangat dalam berliterasi.

  • Orang berwarna ungu: Melambangkan keceriaan dalam berliterasi.

  • Orang berwarna hijau: Melambangkan kedamaian dan keseimbangan dalam pengembangan kemampuan.




2. Apa sih Kang kegiatan unggulan di TBM Al-Latif dan apa dampaknya bagi masyarakat?


Kegiatan Unggulan:

  1. Bimbingan karakter dan budi pekerti.

  2. Diskusi dan sosialisasi minat baca.

  3. Bimbingan belajar keagamaan dan umum.

  4. Pelestarian budaya dan kearifan lokal.

  5. Minggu CERIA (Cerdas, Ceria, Religius): Membaca buku, tahfiz Qur'an, pidato, latihan seni, pencak silat, olahraga, dan hasta karya.

  6. Santunan anak yatim, duafa, dan lansia.

  7. SILATIF (Silaturahmi TBM Al-Latif): Sosialisasi literasi melalui kunjungan ke masyarakat dan lembaga pendidikan.

  8. Gebyar Milad TBM: Peringatan tahunan dengan pentas seni, santunan, diskusi literasi, dan penghargaan untuk anggota berprestasi.

  9. Pengabdian kepada masyarakat melalui pendampingan belajar, sosialisasi, dan kolaborasi dengan sekolah, kampus, dan lembaga lain.

  10. Pembangunan fasilitas masyarakat, seperti sarana air bersih dan tempat wudu.

  11. Peringatan hari besar Islam melalui ngaji bersama dan lomba keagamaan.

  12. Peringatan hari besar nasional seperti upacara kemerdekaan dan lomba nasionalisme.

  13. Saba Petani: Praktik bertani dan sosialisasi literasi di kebun dan sawah.

  14. KOBUKA (Kolaborasi Terbuka): Kolaborasi dengan mahasiswa, peneliti, dan berbagai komunitas.

  15. SEMESTA (Seminar Edukasi Bersama TBM Al-Latif): Edukasi untuk relawan dan masyarakat.


Dampak Sebelum dan Sesudah TBM Berdiri:

  • Sebelum: Minim kegiatan literasi, kurang percaya diri berbicara di depan umum, ketergantungan pada gawai, dan pola belajar yang tidak teratur.

  • Sesudah: Meningkatnya minat baca, keberanian berbicara di depan umum, keterampilan sesuai karakter, banyak prestasi di sekolah, berkurangnya ketergantungan pada gawai, dan tersedianya sumber ilmu.




3. Dalam setiap komunitas, pasti ada problem khusus. Apa kendala TBM ini dan bagaimana cara mengatasinya, Kang?


Kendala:

  • Rendahnya kesadaran literasi masyarakat dan pemerintah.

  • Fasilitas yang belum memadai; kegiatan masih dilaksanakan di teras rumah.


Cara Mengatasi:

  • Membangun silaturahmi dan sosialisasi dengan tokoh agama, masyarakat, dan pemerintah.

  • Merekrut pengurus dan relawan (RELATIF).

  • Melakukan pembinaan literasi secara berkelanjutan.


Intervensi:

  • Awalnya, masyarakat kurang memahami manfaat TBM dan khawatir dengan kegiatan baru.

  • Namun, setelah berjalan, mereka merasakan dampak positifnya, sehingga perlahan penerimaan masyarakat meningkat.




4. Apa harapan jangka pendek dan jangka panjang TBM ini, Kang?


Harapan Jangka Pendek:

  • Meningkatnya literasi masyarakat.

  • Membuat antologi puisi untuk relawan dan anggota TBM.

  • Dukungan regulasi dan anggaran dari pemerintah untuk kegiatan literasi.


Harapan Jangka Panjang:

  • Membangun saung atau gedung untuk TBM Al-Latif.

  • Memfasilitasi beasiswa bagi anggota TBM.

  • Menyediakan laboratorium komputer untuk literasi teknologi.

  • Meningkatkan program santunan sosial berbasis literasi.




5. Terakhir, mungkin Kang Asep bisa kasih tips dan pengalaman bagi para calon pendiri TBM di mana pun berada!


Banyak orang yang ingin mendirikan TBM merasa terhambat karena tidak ada buku, tempat, atau dukungan. Ingatlah, kegiatan literasi tidak harus bergantung pada fasilitas lengkap. Mulailah dari apa yang ada, misalnya sosialisasi lingkungan. Niatkan dengan sungguh-sungguh, lakukan aksi nyata. Buku dan fasilitas lainnya akan mengikuti seiring perjalanan.


Pesan untuk pegiat literasi:

  • Niatkan hati dengan ikhlas.

  • Bergerak dan jangan berhenti walau menghadapi rintangan.

  • Sabar dan ikuti alur kehidupan seperti menyusun puzzle.

  • Bangun ekosistem positif untuk kesuksesan jangka panjang.

  • Jangan ragu untuk bergerak; lawan keraguan itu!



TBM Al-Latif sangat terbuka untuk semua kalangan, dengan konsep pembelajaran inovatif, kreatif, cinta budaya, kolaboratif, cerdas, ceria, dan religius.


Salam silaturahmi!
Yuk, mampir ke Instagram kami: @tbmallatif


_______

(Penanya: Encep Abdullah)


This Is The Newest Post