Tuesday, December 14, 2021

Sosok Inspiratif | Eko Dodi Sutiawan | Relawan Sosial


Eko Dodi Sutiawan, lelaki kelahiran Serang 22 Januari 1998, merupakan alumnus Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Adapun awal mula kegiatan aktifnya di dunia kerelawanan dimulai sejak kelas 11 SMK. Untuk sekarang, Kak Eko bergiat di Relawan Nusantara Rumah Zakat Action Divisi Kebencanaan.


Kemudian ia juga pernah tergabung dalam Madrasah Relawan pada Divisi Kebencanaan (2018), Istana Belajar Anak Banten Chapter Kota Cilegon sebagai Project Officier (2017--2018), BEM KBM Untirta sebagai Deputi Kesejahteraan Mahasiswa (2018--2019), Dewan Kerja Cabang Serang Divisi Kajian Kepramukaan (2019--sekarang), dan berbagai organisasi kepemudaan lainnya.


Saat Redaksi ngepoin Kak Eko, ternyata Kak Eko sedang mengikuti pelatihan di Sekolah Vertical Rescue dan sedang ada project membangun 1.000 jembatan di pelosok desa. Namun, alhamdulillah, Redaksi diberikan waktu luang ngobrol santai dengan Kak Eko. Untuk itu, yuk langsung saja kita kepoin pemuda humble yang satu ini.


____

1. Hal apa yang membuat Kak Eko termotivasi untuk terjun sebagai relawan?


Kalau untuk di dunia relawan sih awalnya hanya ikut aja gitu. Karena emang waktu itu saya masih berada di bangku SMK kelas 11. Karena sering banget terjun di dunia relawan ternyata seru juga, kita bisa ketemu dengan masyarakat khususnya di pedalaman, terus ketemu anak kecil. Karena saya merasa ada suatu kebanggaan tersendiri ketika bisa melihat masyarakat tersenyum, dan bisa saling membantu masyarakat. Dan ketika terjun ke masyarakat secara tidak langsung kita sedang memanajemen diri kita sendiri, dan bagaimana cara kita bekerja sama dengan temen-temen yang lain. Singkatnya, saya merasa senang ketika bisa bertemu dan berbagi kebahagiaan bersama mereka.




2. Sejak kapan Kak Eko terjun menjadi seorang relawan?


Saya bergabung di dunia kerelawanan mula-mula pada tahun 2014, pada saat itu saya tergabung dalam kerelawanan pendidikan yang di mana tiap minggunya hadir di pelosok desa untuk berbagi permainan sambil belajar. Lalu pada tahun 2018 pas ada kejadian tsunami di selat Sunda, di situlah mulai aktif untuk terjun di dunia kerelawanan bencana.




3. Berarti untuk saat ini Kak Eko lebih aktif sebagai relawan bencana ya? Gimana sih rasanya ketika Kak Eko terjun langsung ke daerah yang sedang terkena bencana?


Ketika saya di bencana itu rasanya ikut sedih yang pasti karena ikut merasakan bagaimana kalau jika saya ada di posisi itu.




4. Sebelum terjun ke daerah yang sedang terkena bencana, biasanya persiapan apa saja yang dilakukan?


Persiapan yang paling utama ialah fisik kesehatan jasmani karena kalau gak sehat pastinya gak bisa terjun. Selanjutnya yaitu APD (Alat Pelindung Diri) karena ketika kita turun di bencana jangan sampai kita malah jadi yang di tolong, dari itu kudu disiapkan APD dan kesiapan ilmu yang sudah dipelajari. Karena dalam turun bencana bukan hanya keberanian aja, melainkan skill juga berperan penting.




5. Ketika di lokasi bencana, kegiatan apa saja sih yang biasa dilakukan?


Biasanya, hal yang dilakukan ketika di lokasi bencana adalah evakuasi ini awal ketika terjadi bencana. Lalu ada penyaluran logistik, terus trauma healing buat korban. Recovery adalah setelah kejadian bencana.




6. Ada gak suka dan duka yang Kak Eko rasakan selama menjadi relawan?


Suka dukanya banyak. Dan lebih banyak dukanya sih. Pada saat di pelosok desa dukanya ketika naik bukit gak kuat nanjak. Terus ketika turun, tiba-tiba masuk angin dan hampir merosot ke jurang. Waktu di bencana dukanya, tas hilang sepatu hilang, disetop mobilnya pas bawa logistik. Dan banyak lagi sih dukanya. Sukanya sih yang itu ketika melihat masyarakat tersenyum dan tertawa bahagia bareng-bareng.




7. Adakah pesan yang ingin Kak Eko sampaikan untuk para pembaca ngewiyak?


Pesannya semoga senantiasa tetap semangat membaca dan saling berbagi.




(Penyaji pertanyaan, Anggun Tirta Rani)