Wednesday, August 17, 2022

Sosok Inspiratif | Adhit Cahyo Prasetyo | Founder SIEP (Social Inclusive Education Project)

 


Adhit Cahyo Prasetyo S.Pd., lahir di Serang, 30 April 1998. Ia merupakan alumnus Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Khusus. Saat ini selain mengajar sebagai guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus, Adhit juga aktif membawa nilai-nilai pendidikan inklusi ke desa bersama Social Inclusive Education Project (SIEP). Dengan upaya yang dilakukannya, ia berkesempatan untuk mengikuti Leadership Training selama lima minggu di Amerika Serikat melalui program YSEALI untuk mengembangkan manfaat SIEP agar dapat diterima lebih luas di Indonesia.


Langsung saja kita kepoin Kak Adhit yuk, cekidot!


______


1. Kak, SIEP itu komunitas yang bergerak di bidang apa, sih? Dan sejak kapan didirikannya?


Jawab: SIEP itu komunitas fokus pada mempromosikan pendidikan khusus ke desa-desa yang ada di Indonesia. SIEP sudah berdiri sejak tahun 2019 hingga saat ini.



2. Apa sih yang menjadi latar belakang berdirinya SIEP? Siapa saja pihak yang terlibat dalam mendirikan komunitas ini?


Jawab: Latar belakang SIEP berangkat dari rendahnya kesempatan belajar untuk anak berkebutuhan khusus di pedesaan untuk belajar sesuai dengan jenis kebutuhannya.



3. Berbicara tentang program nih Kak, di SIEP itu kegiatannya seperti apa ya?


Jawab: Di SIEP kita menyebut anak-anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama SIEP memiliki panggilan adik SIEP. Mereka akan belajar sesuai dengan jenis kebutuhan khusus yang mereka miliki. 



4. Ada gak sih kendala-kendala yang dirasakan ketika mendirikan SIEP ini?


Jawab: Kendalanya dalam menjalankan SIEP lebih pada controlling-nya ya, karena semuanya jalan secara online dan jarak jauh. Jadi harus betul-betul engangement-nya.



5. Denger-denger, SIEP ini sudah tersebar di beberapa daerah ya Kak? Daerah mana saja kah itu? Dan gimana sih caranya kalau kita mau bergabung jadi bagian dari SIEP?


Jawab: Iya alhamdulillah, untuk saat ini SIEP sudah berkembang di beberapa daerah. Pertama kali SIEP ada di Purwakarta, lalu berkembang ke daerah lain seperti Subang, Bandung, Bali, Bekasi, Serang, dan ada beberapa kota yang kita masih coba untuk jangkau untuk dilaksanakan kegiatan voluteer SIEP.



6. Sebagai seorang founder, bagaimana cara Kak Adhit memenuhi anggaran dana komunitas ini? Melihat sejauh ini SIEP sudah tersebar di beberapa daerah, pastinya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.


Jawab: Untuk memenuhi anggaran kami open donation kepada publik untuk memberikan hadiah dan media Pembelajaran untuk adik SIEP. Sedangkan untuk operasional memang kami masih menggunakan dana pribadi dalam pelaksanannya. Insyaallah ke depan kami juga akan mencoba untuk mengajukan kerja sama ke perusahaan yang ingin beerkontribusi pada isu pendidikan inklusi.

 


7. Sebagai komunitas yang bergerak di bidang pendidikan inklusi, ceritain dong Kak pengalaman serunya selama membangun komunitas ini.


Jawab: Serunya kita bisa bertemu dan belajar bersama adik-adik SIEP yang sangat semangat untuk belajar bersama kita dan juga sangat penuh rasanya saat mendengar respons dari orang tua anak yang meminta kita untuk datang kembali mengajarkan anaknya.



8. Ternyata Kak Adhit juga pernah mengikuti program YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative) di Amerika ya, Kak? Ceritain pengalamannya dong, Kak, ketika mengikuti program tersebut.


Jawab: Iya alhamdulillah mendapatkan kesempatan mengikuti program YSEALI untuk Spring 2023. Jadi ini pelatihan kepemimpan bagi mereka yang punya kepedulian terkait dengan isu Civic Engangement, Environment Issues and Natural Resources Management, Social Entrepreneurship and Economic Development. Jadi, kalau teman-teman punya kepedulian tentang isu-isu tersebut bisa banget untuk daftar program ini ya.



9. Terakhir, pesan apa yang hendak Kak Adhit sampaikan kepada pembaca NGEWIYAK?


Jawab: Terdapat banyak permasalahan di Indonesia saat ini. Selagi kita punya gagasan, tenaga, dan waktu luang, akan lebih bermanfaat jika kita sisihkan waktu kita untuk mengambil bagian dalam penyelesaiannya sekecil apa pun yang dapat dilakukan.



(Penyaji Pertanyaan: Anggun Tirta Rani)